Jangan Sedih dan Jangan Gembira?

 


Assalamu'alaikum, teman-teman.

Ada salah satu surat dalam Al-Qur'an yang beberapa hari ini jadi pelipur lara untukku pribadi. Khususnya satu ayat dalam surat tersebut. 

 

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

لِّكَيْلَا تَأْسَوْا۟ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا۟ بِمَآ ءَاتَىٰكُمْ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ 

Artinya: (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,

Referensi : Al-Hadid:22 // Al-Hadid:23



Beberapa waktu lalu ada kegiatan karnaval di desaku. Saat itu, aku ingin banget makan gorengan manis (pisang goreng). Sayangnya, warung gorengan paling dekat lokasinya ada di jalur yang dilalui kegiatan karnaval. Karena aku males macet dan kejebak keramaian, aku memutuskan cari di jalan lain yang agak jauh. Seberapa jauh? Jauh BANGET. Nemu warung gorengan kira-kira 2km dari rumah. Padahal kalau aku jalan kaki ke warung gorengan terdekat paling cuma 100-200m aja.

Mungkin karena efek karnaval, banyak warung-warung gorengan yang pindah lokasi ke jalur karnaval. Atau pada tutup karena mau nonton karnaval. Akibatnya, manusia yang lagi kepengin banget makan gorengan tapi males keramaian kayak aku harus cari di tempat sepi di luar jalur karnaval.

Selama perjalanan pulang dari warung gorengan, aku jadi teringat dengan konsep rezeki. Manusia itu tinggal ikhtiar, nanti Allah yang beri rezeki. Ibu penjual gorengannya tuh cuma bikin gorengan dan buka warung aja, nanti Allah yang gerakkan siapa-siapa yang bakal ngeluarin duit buat beli gorengannya. Terbukti, meskipun jauh banget, tetep aja aku datangin itu warung. Aku bawa uang 10rb jauh-jauh dari desa sebelah ke warung si ibu tersebut untuk beli gorengan. Kesannya sepele, tapi siapa sih yang bisa gerakkan hati manusia kalau bukan Yang Maha Mengatur Segala? Bisa aja kan aku mendadak ogah nyetir motor jauh, atau mendadak gak pengin lagi di tengah jalan. Tapi hari itu aku bener-bener kepengin banget, sampai niat jauh-jauh beli.

Kembali lagi ke konsep sedih dan bahagia karena keadaan.

Buat apa sedih karena keterbatasan yang kita miliki? Lha wong sudah digariskan oleh Yang Maha Bijaksana.

Buat apa overjoyed sampai-sampai jatuh sombong atas nikmat melimpah yang kita miliki? Lha wong itu semua pemberian dan kemudahan dari Yang Maha Mampu.

Ayat-ayat ini membuatku berpikir bahwa rezeki sudah ditakar, dan nggak akan pernah salah sasaran. Takarannya pasti selalu tepat.

Apa yang membuat kita berduka cita, mungkin termasuk keterbatasan ekonomi, semua sudah ditakar. Apa yang membuat kita gembira, mungkin termasuk jabatan dan kekayaan, semua sudah ditakar. Dua-duanya adalah pemberian Allah. Justru ketika kita terlalu gembira, Allah memberi peringatan tambahan: jangan sombong, Allah gak suka. Ya kali kita mau terus hidup dalam kondisi gak disukai oleh Maha Pemilik Segalanya?

Karena itu, jangan terlalu bersedih dan jangan terlalu gembira. Semua yang kita alami sudah ditakar sesuai dengan kemampuan kita. Semua yang kita rasakan, tidak ada yang kekal. Semuanya hanya sementara. Sedihmu itu sementara, bahagiamu itu sementara. Maka berjalanlah di tengah-tengah agar kepalamu tetap tenang mengikuti jalan yang lurus.

Semangat berjuang dan jangan lupa berdoa. :)

Comments

Popular Posts