Resensi Novel Metropop: Penaka

 


Assalamu'alaikum!

It’s been so long since I truly enjoyed reading a novel. This novel helped me going through my reading and writing slump. It’s also been so long since I wrote something long like this. So please bear with me if it’s not as good as you expected them to be.

Penaka adalah novel lini metropop karya Mbak Altami N.D. Novel ini diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada September 2022. Yes, it's quite fresh from the oven. Dan novel ini aku baca di iPusnas (setelah hampir dua bulan mengantri hahahaha! Alhamdulillah).


Sinopsis

Penaka bercerita tentang pasangan muda Sofia dan Laksana. Rumah tangga mereka entah sejak kapan mulai sering diisi dengan pertengkaran demi pertengkaran tanpa ada pemecahan masalah yang jelas. Mereka terus melanjutkan hidup mereka, hari demi hari, dengan masalah yang semakin bertumpuk di kepala dan dada.

Sofia mulai resah dan kesal karena melihat Laksana yang kecanduan main game online. Kemarahan dan kekesalan Sofia sampai pada puncaknya ketika putri mereka yang masih batita, Raisa, terjatuh hingga berdarah ketika berada dalam pengawasan Laksana yang lalai karena sibuk dengan ponselnya (presumably game online). Ditambah lagi dengan pertemuan Sofia dengan teman-temannya yang tampak semakin sukses membuat Sofia memikirkan kembali tentang jati dirinya. Tentang cita-citanya melanjutkan sekolah dan tentang cita-citanya memiliki usaha kue sendiri. Sofia pun akhirnya memutuskan untuk menggugat cerai Laksana setelah pertengkaran besar mereka.

Namun keesokan harinya, Sofia terbangun dalam wujud botol minum! Saat menjadi botol minum yang biasa dibawa ke tempat kerja oleh Laksana, Sofia akhirnya mengetahui tentang keadaan Laksana yang selama ini ditutup-tutupi oleh suaminya. Tentang ibu mertuanya yang sakit, tentang masalah di kantornya yang membuat Laksana terancam dipecat, dan tenang insekuritas Laksana sebagai suami yang ingin membahagiakan Sofia.

Tidak berhenti menjadi botol minum, Sofia ternyata lanjut menjadi beberapa benda/orang yang berkaitan dengan hidupnya. Mulai menjadi kucing, burung, anak pengacaranya, pegawai minimarket dekat rumahnya, penjaja kue, bahkan menjadi teman dekatnya yang selama ini hidupnya diimpikan Sofia: sukses, terkenal, berada, dan punya keluarga bahagia.

Namun ternyata, bukan hanya Sofia yang mengalami perubahan tersebut. Laksana juga berubah wujud menjadi beberapa benda dan orang yang berada di sekitar Laksana.

Perubahan wujud itu membuat mereka melihat beberapa perspektif kehidupan. Mereka bahkan jadi bisa melihat kehidupan seperti apa yang mereka jalani selama ini—serta what ifs yang selama ini diimpikan Sofia.

Pendapat Pribadi

Novel ini mengajarkan pada kita bahwa kita semua—tanpa terkecuali—memiliki problematika hidup masing-masing. Mereka yang kita sangka hidup bahagia, bisa jadi sedang menghadapi masalah pelik yang tak bisa mereka ceritakan. Bukan hanya orang asing, bahkan orang terdekat kita pun bisa jadi punya masalah yang mereka pendam.

Laksana dan Sofia terjebak dalam hubungan dengan komunikasi yang sangat buruk. Laksana dengan traumanya membuat dia berusaha menahan diri agar tidak membuat Sofia terbebani. Sementara Sofia yang dibesarkan dengan ekspektasi agar selalu jadi anak penurut, membuatnya menahan semua kekesalan dan menerima 'keburukan' Laksana.

Novel ini juga mengajarkan bahwa tidak ada pernikahan yang akan selalu baik-baik saja. Pernikahan itu dibangun oleh dua keluarga dengan sistem pendidikan yang berbeda. Pernikahan itu dibangun oleh dua manusia yang harus banyak merelakan hak-hak serta cita-cita mereka terabaikan demi bisa melangkah maju bersama. Pernikahan itu harus banyak saling memaafkan dan banyak saling memberi pertolongan. The keyword here is: saling.

Walaupun pernikahan Laksana dan Sofia tidak sempurna, bahkan setelah mereka sudah memberi maaf dan pengertian, tetap saja ada kekurangan dalam perjalanan tersebut. Namun ada hikmah dan perubahan yang mereka lakukan. Salah satunya: lompat tali.

Kesannya remeh, tapi aku pribadi suka bagaimana Laksana dan Sofia saling dukung untuk bisa hidup lebih sehat dan mengalihkan pikiran negatif mereka pada hal yang bermanfaat.

Secara garis besar, novel ini sangat menyenangkan untuk dibaca. Aku sendiri beberapa kali harus menghentikan bacaan untuk tarik napas panjang dan mewek dikit. Mengharukan, relatable, dan indah dengan ketidaksempurnaannya. Gaya bercerita penulisnya pun asyik, mengalir begitu saja dengan menggunakan sudut pandang orang pertama. Sehingga pembaca dibuat hanyut dan turut merasakan emosi yang dirasakan tokoh-tokoh di dalamnya.

Kekurangannya, ada beberapa salah penyebutan nama Raisa dan Sofia yang terbolak-balik. Selebihnya, semuanya oke banget. Very very recommended! Terutama untuk penggemar novel romansa slice of life dengan bumbu sedikit fantasi.

Selamat membaca dan semoga resensi ini bermanfaat. :)

Kalau menurut kamu, gimana komentar kamu tentang novel ini?

Comments

Popular Posts