Berat Badan Turun 20kg, Naik 10kg

 


Bismillah,

Assalamu'alaikum!

Dulu waktu aku ngekos di Surabaya, aku pernah masuk klinik dua kali karena sesak nafas. Saran dokter? OLAHRAGA. Ya, waktu itu hidupku cuma kantor-kos-kantor-kos alias nggak ada kegiatan lain di luar itu. Pulang ngantor langsung tepar. Pagi bangun juga cuma nyuci baju dan bersih-bersih doang, terus berangkat ngantor lagi. Gituuu terus.

Ternyata salah satu penyebabnya karena aku overweight. Makanya dokter menyarankan aku memasukkan agenda olahraga ke dalam jadwal harianku. Lalu, apakah aku lakukan saran tersebut? Ha. Tentu tidak.

Suatu hari, setelah aku resign dari kantor ketiga (atau keempat?), aku pernah mampir ke kantor lagi untuk menyerahkan tugas (ya, saat itu meski sudah resign, bosku masih memberi pekerjaan freelance untukku). Salah satu komentar teman kantorku saat itu? "Kowe kok tambah lemu!"

Apakah aku tersinggung? Ya... nggak juga. Karena emang aku merasa semakin menggendut.

Sampai akhirnya aku bener-bener merasa badanku beraaaat banget. Beneran yang berat banget, gilak. Lalu aku menimbang badan dan oh no. Pantesan aja. Pantesan aja baju yang cukup kupakai hanyalah daster jumbo. Ya karena emang berat badanku gila-gilaan banget naiknya dari berat badan terakhir yang kuingat.

Sejak itu, aku memutuskan untuk diet.

Salah satu youtuber panutanku saat itu adalah Kak Yulia Baltschun. Beliau sering banget ngasih tips bermanfaat seputar diet. Selain itu, aku juga sering nonton video-video motivasi diet yang juga memberi tips nggak gagal diet. Aku juga rajin nonton video workout at home (seringnya sih FitnessBlender dan Emi Wong) yang kemudian kupraktikkan dengan cukup rajin.

Nggak hanya itu, aku sempat berhenti makan nasi. Asupan makananku hanya sayur, buah, dan protein. No goreng-goreng. Pokoknya jadwal makananku itu 6 hari makan sehat, 1 hari cheat day (yang sebenernya nggak seharian juga, paling aku cuma makan sekali makanan yang aku pengin seperti bakso atau nasi jagung bungkus, sisanya ya makan buah dan sayur juga).

Aku lupa berapa lama rentang waktu yang kubutuhkan dalam program menurunkan berat badan tersebut. Aku cukup disiplin. Dan voila, berat badanku turun sampai 20an kg! Seneng banget rasanya. Banyak banget pujian dari keluarga dan kenalan yang menyatakan aku kurusan. 

Not gonna lie, yang bikin aku paling seneng adalah kenyataan bahwa ucapan temanku benar adanya: kalo kamu udah kurus(an) pasti males buat gendut lagi, karena gendut itu (pembawaannya) berat dan kurus itu (pembawaanya) enteng.

Tapi tentu sajaaa, hidup nggak selamanya berjalan sesuai keinginan kita.

Aku juga nggak tahu apa dan kenapa pastinya, yang jelas aku lalu stop melakukan program hidup sehat itu. Aku balik males olahraga, aku balik makan sembarangan, aku balik males ngecek apa aja yang masuk tubuhku. 

Efeknya? Oh jelas. Berat badanku kembali naik. Kali ini naik 10kg (bahkan lebih) dari berat badan terakhir terendah yang kuingat.

Yang bikin aku sadar bukan hanya ukuran baju, tapi juga gerakan shalatku jadi terengah-engah. Kakiku juga gampang kesemutan kalau duduk bersila terlalu lama. Dan dadaku jadi gampang sesak nafas lagi.

Hah.

Karena aku bisa ngerasain gimana badanku waktu kurusan dulu, aku jadi tahu bedanya. Ini bukan hanya perkara visual semata, ini tentang kesehatanku yang dipertaruhkan. Tentang produktivitasku yang jadi terasa berat.

Sebelum berat badanku bertambah sampai ke berat badan awal dulu, sekarang aku mau berubah sebelum semuanya terlambat.

Wish me luck!

Comments

Popular Posts